Entah mengapa kedatangan Miyabi ke Indonesia menimbulkan banyak kontroversi. Pada dasarya dia kan juga manusia. Cuma, jalan hidupnya saja yang salah. Bukankah sebagai orang beragama, seharusnya bukan mengucilkan dia yang berada pada jalan yang salah. Bukankah seharusnya, memberinya dorongan untuk hidup di jalan yang lebih baik.
Lihat, dia manusia bukan? Dia kesini bukan untuk syuting film porno. Mengapa harus dilarang? Lalu, jika kehidupan beragama tidak ada godaan/ cobaan/ ujian, apalah artinya keyakinan, kepercayaan dan ketakwaan? Biar saja mereka mencari makan. Itu adalah HAM. Bukan mengenai pekerjaan Miyabi, tapi lebih pada kru dan petugas lapangannya. Mereka membutuhkan penghasilan untuk menghidupi keluarganya. Kalau Anda tidak suka, ya tidak usah ditonton.
Hmm… Kemunafikan itu tidak baik. Mereka yang menentang kedatangannya, karena mereka tahu pekerjaannya. Darimana mereka tahu pekerjaannya? Siapa yang tahu?
Topik ini bukan untuk menimbulkan pertentangan yang lebih jauh. Tapi ini salah satu upaya untuk membuka pikiran kita semua. Film yang nanti akan dibuat adalah karya anak bangsa. Mengapa kita tidak menghargainya?
Hmm… Kedatangan Miyabi bukankah akan mendatangkan devisa juga bagi negara? Negara ini memang baru saja membayar hutangnya, tapi dengan cara berhutang lagi. Setidaknya devisa tersebut dapat sedikit membantu keuangan negara, walaupun memang tidak seberapa.
Silakan direnungkan pada ajaran agama, apakah ada yang mengajarkan untukmengucilkan seseorang? Kalau memang ada, sebaiknya agama tersebut ditinggalkan.
One Response to Kontroversi Kedatangan “Miyabi” no SARA